Titik Nol Kilometer, Pesona Tak Henti di Jantung Kota Yogyakarta
Tulisan ini ku beri judul Titik Nol Kilometer, Pesona Tak Henti di Jantung Kota Yogayakarta. Kamu nanti pasti setuju dengan judulku. Percayalah.
Awalnya aku berasa diboongin gitu waktu dia bilang ini adalah Titik Nol Kilometer, aku kan tau nya cuma ada di Sabang ya. Tapi apa aku salah jika bengong gitu? Ya udah kamu ga usah nyalahin aku ya, nyalahin cewek itu petaka. Jadi ga bakal bisa.
*kembali ke topik*
Ini dia penampakan Titik Nol Kilometer di Yogyakarta.
Terletak di persimpangan Jl Ahmad Dahlan, tempat ini selalu ramai dikunjungi. Seperti yang udah aku jelasin pada cerita sebelumnya, aku kesini di malam hari dan juga di pagi hari selanjutnya bersama seorang teman. Namun masih saja ramai, meski aku berada di tempat itu pukul 9 pagi.
Nah, cerita punya cerita Titik Nol Kilometer menjadi tujuan wisata yang sangat terkenal di Yogyakarta. Bagaimana bisa coba tempat ini aku lewatkan dari list perjalananku?
Jika aku mengira-ngira, mungkin ya karena lokasi ini berada di selatan Malioboro, yang memang merupakan jantungnya wisata Kota Yogyakarta. Tempatnya menurutku menarik, sangat menarik. Jika ini berada di Jakarta aku akan betah duduk tanpa harus ada teman yang menemani. Namun, kalau suasana yang tercipta disini, aku tak bisa menjamin tempat ini akan seadem ini ya jika berada di jakarta. Ramai namun tetap terkesan tenang, aku sampai tak bisa menjelaskan perasaan seperti apa ini.
Pesona bersejarah itu seakan tak bisa terpisahkan dari potret kota ini. Aku tidak banyak mendapat cerita, namun aku berusaha menceritakan apa yang dijelaskan teman jalanku di hari itu. Ya, info nya sangat terbatas karena dia juga bukan asli Jogja, hanya sedang menempuh masa studi disana.
Bangunan-bangunan kuno yang mengelilingi Titik Nol Kilometer ini adalah saksi sejarah Yogyakarta. Kawasan ini adalah kawasan penting di masa lalu. Di perempatan ini ada gedung BNI dan gedung kantor pos besar berdiri kokoh dengan model klasik meski sudah sering di revitalisasi.
Berseberangan dengan gedung kantor pos besar, kamu akan melihat Monumen Serangan 1 Maret yang hingga saat ini masih digunakan sebagai tempat pergelaran seni dan budaya. Sementara di seberang gedung BNI kamu akan menemukan area hijau dengan pepohonan yang rindang serta bangku-bangku bulat dan memanjang menghiasi taman. Disaat sore datang lokasi ini akan dipenuhi oleh pengunjung dari kalangan muda-mudi yang tengah berbahagia ataupun para penyendiri yang tak mengindahkan dunia sekitarnya. Atau bisa juga di penuhi pasangan lama yang tengah bernostalgia dengan memainkan kenangan masing-masing. Sembari menikmati tontonan ini aku justru menyaksikan banyak pengunjung yang mengabadikan foto-foto dengan spot yang ekslusif dan juga kekinian. Bisa juga mengabadikan foto untuk beberapa quote galau yang sudah kupersiapkan. Mmmm yang ini ga usah ditiru ya, cukup aku saja yang begini. Ahahahaha
Lelah berdiam disini kamu masih bisa menyusuri jalan menuju Jl. Malioboro. Jalan fenomenal ga sih untuk kota ini? Aku mengartikan begitu ya, karena banyaknya lelucon yang bilang,”Kamu belum ke Jogja jika belum berfoto di plang Jl. Malioboro”.
Sementara itu, untuk yang belum tau, posisi Titik Nol Yogyakarta ini memang mempertemukan Jl Malioboro dengan Jl Ahmad Dahlan di persimpangan jalan. Semua keunikan di sepanjang jalan ini menurut aku adalah potret kekayaan dari satu titik kota. Ada beberapa tempat yang dapat kamu saksikan untuk mengisi liburan kamu. Contohnya saja, Benteng Vredeburg, yang terletak tepat dibelakang monumen Serangan 1 Maret.
Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng pertahanan peninggalan belanda. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1755 dengan alasan benteng perlindungan untuk keraton. Nyatanya ini merupakan pusat pemerintahan dan pertahanan residen belanda masa itu. Jika kamu berkunjung ke tempat ini, saat ini kamu bisa menemukan museum yang dipenuhi dengan diorama sejarah indonesia. Disini juga terdapat patung bersejarah yang mungkin dihadirkan untuk menyambut para pengunjung museum ini. Sayangnya aku ga sempet foto bareng, kurang inisiatif gitu emang kalo biasanya lebih sering diajakin foto bareng.LOL
Bangunannya megah dan lumayan luas. Berasa di betis ketika berniat sejenak rehat di salah satu menara bangunan ini. Oh iya, bangunan ini dilengkapi dengan menara pantau di ke empat sisinya. Jika dulu, keraton bisa dipantau dari menara ini, aku hanya bisa liat muka dia disana. Loh, loh canda deng.
Aku bisa melihat taman pintar dari sudut kiri belakang bangunan. Kemudian sejenak aku bingung kenapa disebut Taman Pintar?
Setelah dilihat kembali, ternyata yang aku liat justru hanya bagian belakangnya dan aku malah ga sempet masuk ke area utamanya.
Taman Pintar ini adalah wisata edukatif untuk anak-anak dan orang dewasa. Bangunan nya tu terdiri dari beberapa zona yang khas dari bentuknya. Tersedia juga area playground dengan beberapa alat peraga. Sepertinya asik, namun selain emang ga cukup waktunya, kalau hanya untuk masuk area saja sepertinya akan percuma. Yang temanku tau, untuk masuk area taman pintar saja kita akan dikenakan biaya sekitar Rp 18.000,- dan belum termasuk untuk menggunakan wahana yang ada di dalamnya. Jadi ini harus masuk list perjalanan selanjutnya dan aku harus cari waktu yang tepat ya untuk berkunjung kesini.
Sekarang sudah saatnya aku melanjutkan perjalanan ini dan kamipun menuju parkiran. Kamu harus bayar parkir sebesar Rp 3000,- untuk pengguna motor dan untuk pengguna mobil aku ga tau ya. Boleh dicoba sendiri ya.
Oh iya, untuk masuk ke Benteng Vredeburg tadi aku juga ngasih Rp 3000,- per orangnya. Itu tarif dewasa yang masih sendiri ya. Cost yang cukup murah untuk banyak cerita baru yang kita tau.
Aku melanjutkan perjalanan menuju Jl Malioboro, kamu tentu akan familiar dengan Pasar Beringharjo, segala jajanan dan ramainya para pengemudi delman menawarkan jasanya. Hingga patung ini menarik perhatianku.
PETANGGUH, begitu ia menyebutnya. Patung ini merupakan karya dari Timbul Raharjo, seorang seniman lulusan Fakultas Seni dan Desain Institut Seni Yogyakarta. Patung ini dipasang sebagai persembahan ulang tahun Yogyakarta yang ke 261. beliau menggambarkan tangguhnya masyarakat Yogyakarta bekerja dan berkarya secara kreatif tanpa meninggalkan akar budaya nya. Tak lupa ia meminta maaf, jika sekiranya patung ini hanya akan mengganggu perjalanan.
Aku pun bergumam, tidak. Tak habis senangnya melihat kota ini. Aku juga ingin kembali. Sekarang perjalananku berlanjut menuju ke Keraton Yogyakarta dan Taman Sari.
Titik Nol Kilometer adalah ruang bebas bagi segala karya anak negeri bisa berkembang tanpa banyak alasan. Para pemusik jalanan, bisa memulai berlatih dan melantunkan nada-nadanya di tengah ramainya pengunjung yang akan menyaksikan. Mereka akan saling mengenal satu sama lain lalu kemudian tumbuh bersama. Para pemeran seni lainnya, yang menghadirkan pagelaran tetap berlatih dan secara tidak langsung menularkan rasa cinta akan kebudayaan sendiri, setidaknya untuk masyarakat terdekat. Benar, mereka berkarya tanpa melupakan apa yang ada di dalam dada.
Bersambung…
82 Komentar
Lala Yusuf
Mau kesiniiii!!!!!!
admin
Yuk
swwmutiara
Aaaaa….. Aku suka banget patung petangguhnya Cha…. Cerita panjang dari satu titik..
Keren Cha 👍👍👍
admin
Artistik gitu ya kak. Emang ga bisa boong kalo hasil orang seni mah kak. Menarik udaaah
Ifa Mutia
Jogjakarta selalu ngangenin,
Postingan ini bikin tambah kangen deh..
Di tunggu kelanjutannya ya
admin
Siap, terimakasih sudah mampir kak
Ariwidi
na ini Jogja lagi. pokoknya aku cinta jogja (mentang mentang orang Jogja, heheh). tapi meski orang sana aku belom sempet nih photo diplang Jogja. jadi musti balik kesana lagi.,Jogjaaaaaa…tunggu aku disitu!
elsalova
Boleh ajak ajak ya kak nanti. Aku ingin kembali. hehe
Antin Aprianti
Ternyata titik nol itu banyak ya, ga cuma di Sabang aja. Di Situ Cisanti juga ada titik nol Citarum.
Yah lagi seru bersambung, ditunggu kelanjutannya, Kak.
elsalova
Iya, entah untuk terkenal atau bagaimana tapi ada saja ya. Siap, ditunggu yaaaa
Nunik Utami
Foto di depan tulisan Malioboro itu lumayan susah, lho. Tapi nggak asik aja ya udah ke Jogja tapi nggak foto di depan tulisan ini.
elsalova
Iya, aku ditungguin beberapa orang lagi foto. Padahal itu pagi mba. Apa semua juga berfikir pagi akan lebih sepi ya? haha
Hayati
Aku baru ngeh kalo itu namanya titik nol kilometer, Cha.. Jadi rindu Yogya 😍
elsalova
Nah aku ga tau kak, apa ini istilah baru atau lama. Aku baru denger saat di tempat juga soalnya. haha
Deny oey
Waduh..
Pas baca ini tiba2 jd kangen jogja. Malam2 jln2 k malioboro nyicip wedang ronde, pagi2 ksana makan gudeg yu djum dan foto di plang malioboro krna sepi klo pagi..
Nice mbak, klo ada kesempatan saya jd pengen k jogja lg..
elsalova
Iya, kota yang selalu bikin rindu ya
www.ekasiregar.com
Akan lebih lengkap dan menarik jika bersama dia dan ada dia di foto-foto itu… wkwkwkwk
elsalova
Dia nya dirahasiakan om, demi beberapa hati yang bisa saja tersakiti. #hapasih hahaha
Tuty prihartiny
Titik Nol KM. Menarik sekali ini kak Chacha. Tambah lagi satu alasan untuk kembali ke Yogyakarta. Terimakasih informasinya kak.
elsalova
Sama sama kak tuty. Terimakasih sudah berkunjung. #hug
yunita
Jogja memang ga pernah habis untuk diulas. Meski tempatnya sama, yg mengulas berbeda tetap memberikan sudut pandang yg berbeda. makasih infonya dear elsa lova
elsalova
Sama-sama kaka. terimakasih sudah berkunjuuuung
Kalena Efris
Terakhir Tahun 2016 pas aku ke Jogja kayaknya Patung Petangguh belum ada Cha. Atau aku yang terlewat? Btw gara2 kamu posting tentang Jogja, aku jadi kangen sama hangat dan nyamannya suasana sana.
elsalova
Baru ada di 2017 tsaaaay, kan hadiah ulang tahun jogja ke 261. Yuk lah ke jogja lagi kita
Kartini
Oh jadi titik nol maksudnya ituu yaa kak cacaaa..
Btw aku ngakak pas baca ini ya emang kak caca banget sih 😂😂
“Mmmm yang ini ga usah ditiru ya, cukup aku saja yang begini. Ahahahaha”
Btw (lagi), aku tunggu yaa kelanjutannya
elsalova
Kayak jadi habbit gitu lho dek. Ya kali abis jalan jalan selalu fotonya cuma cocok buat foto galau. Hadeuuuuh jadi di bilang galau mulu kan aku. wkwkwk
Siaaaaaap, ditunggu yaaa kelanjutannyaaa
Ariwidi
Waw benteng vredeburg
Thx ca.. sangat menarik.. ini rekoment bgt, untuk di datengin..
elsalova
Sama sama kaaa, terimakasih syudah berkunjuuung
inggit komala
aku salah satu orang yang kurang beruntung. selama travelling, jogja hanya sebagai tempat transit. belum pernah aku explore banyak tempat di jogja sekalinya bisa cuma Kopi Araeng di samping stasiun tugu tengah malam dan besoknya harus flight atau sekedar tansit menuju solo. iri hati dengan kaka ini 🙁
elsalova
Ayo kita explore jogjanya. Ini hanya cukup untuk pengisi weekend nggit, untuk melihat sudut indah jogja butuh waktu banyak sepertinya. Jadi memang harus datang lagi dan lagi.
airin
Aku kira mbak tuty ikut trip semu
elsalova
Hai Kak airin, caca ngabur sama temen kak. ga ikut trip. hehe
Ning!
Jogja lagi… memang selalu istimewa dan ngangenin kota ini. Banyak makanan murah dan enak, terus kalo di jl. Malioboro yang bikin nagih nonton angklung sore-sore, hemmm… syahdu….
Btw ca, itu kamu di titik nol masih termasuk sepi. Biasanya banyak banget orang lalu – lalang. Beruntung banget bisa foto sepi gitu.
elsalova
Iya kak, aku menunggu dalam waktu lama untuk menunggu waktu yang pas untuk berfoto kak. Sepagi itu juga udah ramai dengan anak anak yang diajak jalan di akhir minggu.
Citra Rahman
JAAAADIIIIIIIIII… Nol Kilometernya lapangan dengan batu-batu bukat itu aja? Nggak ada tugu kokoh atau semacamnya? 😅😅😅
elsalova
Tidak kak citra. Ga sama ya dengan di sabang?
Taumy
Oh ternyata titik kilometernya Jogja disitu toh. Tak kirain yang di tugu nol kilometer.
elsalova
tugu nol kilometer dimana bg?
agusonpapers
ekspetasi baca awal…nyeritain sabang, owalah meng yogya maning….ternyata
elsalova
Iya mas, Jogja punya cerita. hehe
Ndari
Ahhh iya aku berkali2 ke Yogya baru tau pas jalan sama temen yg tau sejarahnya.. kalau malam2 disini, aseli,gak akan lupa memorinya..
elsalova
Memori tentang apa kak?
Achi Hartoyo
Saat baca ini aku beneran kangen Jogja, meski dari kecil sering piknik ke Jogja, tetap nggak bosen dan ngangenin
elsalova
Rasa yang sama mas dari aku yang baru menghampirinya sejenak.
fajar
mmmm sejak kapan tempat tersebut dinamakan titik nol ? selain menjadi ruang bebas apakah titik nol tersebut menjadi patokan suatu tempat?
elsalova
Tepatnya kapan kebetulan saya kurang tau mas, jadi belum bisa jawab. Tapi jikan jadi patokan, tempat ini pusat dari sejarah masa lalu Jogja.
Iqbal
Saya barusan googling “titik nol jogja”, tulisan ini belum, tapi mungkin sebentar lagi akan masuk page one 🙂
elsalova
haduuuh, di ingatkan. Makasih kak, aku belum menggunakan tag. Segera di page one yah. #eh
Nasa
Udah beberapa kali ke malioboro, tapi belum pernah ke titik nol. (kali aj ada yg ngajak 🙂 )
Oh iya, itu difoto tegang amay sih wkwk
elsalova
Yuk tak ajakin,
itu difotoin dia, jadi yaaa gitulah yaaa. Jangan diperhatiin banget mas.
purwati
Ahhh aku punya banyak kenangan di sana 😍. Jogja selalu romantis, Ehh ka Cac maus Vredenburg jg?? Aku hampir tiap ke Jogja mampir situ, g tau deh, suka aja.
elsalova
Hahaha, tetep aja ga romantis kalo selalu sendiri dek. upsss
#kabur ah
rizki rakhmat
yg motoin sapa ca?
elsalova
Ke to the Po
hahah
Eka Rahmawati
Aku baru tahu ada tempat Titik Nol Kilometer di Yogya. Keren infonya Kak. Makasih ya udah sharing pengalamannya 🙂
elsalova
Sama sama eka. Terimakasih sudah berkunjung ya
Yogi Setiawan
Bukan tempat wisata dengan segala wahana. Cukup suasana yogya menjadi pelipur lara.
elsalova
Wah wah wah banyak kenangan kayaknya nih kak?
Sally
Ya Allah, aku terkejud. Mikirnya juga sama Nol Kilometer itu di Sabang. Jogja tuh yaa paling jago emang bikin orang yang datang susah move on! hahaha
elsalova
Iya kak, aku yang baru kenalan aja udah nyaman aja
Arlindya Sari
Keren tulisannya…informatif tapi santai. Mengulas tempat yg umum jd menarik.
elsalova.com
terimakasih sudah berkunjung kaka
elsalova
Yah, aku melewatkan satu waktu yang seru yaaa. hehehe
Dewi Setyowati
Ngitung nolnya dari mana sih, Cha! 🙂 Belum pernah ke tempat yang ini, sepertinya harus yaa..
elsalova.com
kak nanya nya jangan yang aku ga bisa jawab. haha
Ristiyanto
Kalau malam hari, beberapa meter dari 0 Kilometer itu jadi tempat kulineran. Sampai banyak berderet tukang jualan termasuk sate ayam.
elsalova.com
iya mas, bener sekali
Beni
Hahaha.. jujur gw baru tau kalo namanya Titik Nol Kilometer di Yogyakarta. Padahal udah beberapa kali ke ygy.
Thanks cha, tulisannya informatif sekali.
elsalova.com
terimakasih kembali bang ben
lenifey
Jogja bikin pengen balik lagi jadinya.
Perjuangan banget foto di plang malioboro.. udah antri.. kalo foto kelamaan suka gak enak ama yang lain.. hahah
elsalova.com
mungkin kalo rame banget bisa beranyem gitu. iya ga sih? haha
inez
Pengen ke jogja, budayanya kental sekali di sana. Menarik!
elsalova.com
ayo kak, aku ingin lagi
Ayu
Titik nol kilometernya Yogya…
Ah ya ampun, sudah berapa lama ya nggak ke Yogya? Dulu selalu mampir setahun sekali, dalam perjalanan mudik ke Jawa Timur
elsalova.com
sudah rindu pasti ya kak?
Zen
Aku suka akan sama gaya bercerita ya Caca 🙂
elsalova.com
kirain suka aku 😂
Eva
Pengen ke Yogya lagi…Yogya tuh ngangenin banget. Kalau malam tempat itu bukannya malah jadi kaki lima, ya?
elsalova.com
bukan kak. tempat nongkrong anak muda gitu.
Fariz_Firdaus_
Setiap sudut kota adalah rindu
elsalova.com
iyaaa, rindu paket lengkap
Fariz_Firdaus_
Setiap sudut kota jogja itu adalah rindu