3 Tips jadi Ibu yang Waras untuk si Ibu Baru
Jangan heran, kalau lama tak cuap-cuap disini terus ujug-ujug aku bahas tips jadi ibu yang waras. Aku sesibuk itu baca sana-sini biar banyak dapat masukan, sampai untuk berbagi lagi aja sepertinya sulit. Udah penuh banget rasanya.
Buat nulis aja harus dipecut dulu, kayak hari ini. Iseng ikut arisan blog di klub kesayangan aku nih, Klub Blogger dan Buku, terus di challenge untuk menulis tentang Perjalanan dan Petualangan. Lama gak jalan-jalan aku pun udah kayak amnesia, udah gak tau mau cerita apa lagi kalau ditanya apapun yang berhubungan dengan tempat wisata.
Makanya akhirnya aku berbagi tips jadi ibu yang waras, karena setelah aku fikir-fikir jadi ibu bakal jadi perjalanan terpanjang dan petualangan terseru yang akan aku jalani. Selamanya, sepanjang hayat, yaaa itu saja cukup menggambarkan seberapa panjang lagi perjalanan ini akan aku lewati.
Meski ini blog sendiri, sepertinya aku perlu kembali memperkenalkan diri.
Hari ini, aku adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki. Anak pertama berumur 2 tahun 5 bulan. Anak keduaku berumur 4 bulan. Kalau aku flashback ke waktu anak pertama baru lahir, aku bersyukur banget lho masih waras sampai hari ini.
Kenapa aku memilih kata waras? Aku merasa memang kejiwaan atau mental seorang ibu adalah hal yang harus jadi perhatian khusus terutama di zaman ini. Mental si ibu baru ini seringkali diabaikan, gak jarang bikin ibu baru di luar sana jadi depresi. Makanya ada istilah baby blues kan yaa? Padahal kalau udah depresi, repot sekali. Bakal berpengaruh pada pola asuh ke anak dan juga hubungan suami dan istri.
Ketika menikah dan memiliki anak akan banyak sekali yang berubah dari diri seorang perempuan. Bukan berarti di laki-laki tidak yaaa, tapi masih berat di perempuan karena perempuan itu apa-apa yaa perasaan. Setuju gak?
Karena itu, ada beberapa persiapan mental yang harus kita hadapi ketika menjadi ibu, antara lain:
Tips Jadi Ibu 1 : Ibu Harus Punya Support System
Ini aku jadikan poin pertama, karena penting sekali mencari support system sebelum dan sesudah melahirkan. Ini berasa banget buat aku yang mana udah gak punya mertua, juga jauh dari orangtua. Apa-apa dilewatin bareng paksu berdua saja. Aku bingung deh, kenapa yaa kalau ibu-ibu zaman dulu kayaknya lebih mampu gitu ngadepinnya sendirian. Atau mungkin gak sih, kalau dulu juga banyak support system, cuma yaa gak ke bahas aja kayak sekarang yang informasi ibu-ibu di merauke, kita bisa tau.
Eh tapi, support system ibu ini bukan cuma ketika sebelum dan setelah melahirkan aja. Pada dasarnya, Ibu memang tidak bisa bertanggung jawab seorang diri, maka butuh peran ayah atau suami dalam menjalankan pola asuh. Pernah dengar kan yaa, anak akan tumbuh lebih pintar kalau sering bermain dengan ayahnya. Anak akan lebih aktif dan juga kreatif. Sementara dari ibu, anak akan mewariskan unsur rasa, penyanyang misalnya.
Untuk jalani peran orangtua ini, hubungan suami dan istri juga perlu kokoh, sehat, dan kompak, karena dukungan utama itu datang dari pasangan. Jangan sampai merasa terbebani sendiri dan komunikasikan dengan suami terkait pembagian peran satu sama lain. Beruntungnya, sejauh ini aku masih bisa dapatkan ini. Makasih dulu buat paksu ❤️
Tips Jadi Ibu 2 : Kuasai Diri dan Teruslah Belajar Banyak Hal
Aku sadar banget, kalau jadi orangtua sama dengan menjalani proses belajar seumur hidup, karena memang prosesnya gak mudah. Makanya disarankan untuk jangan pernah khawatirkan komentar/perkataan orang lain. Cuma ini cukup susah aku jalani, anaknya rada overthingking, bund. Jadi apa-apa dipikirin.
Untungnya aku selalu diingetin untuk gak berhenti belajar jadi ibu yang berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anakanya. Yaa ini juga karena semakin anak tumbuh dewasa, maka orangtua juga belajar hal baru lagi. Jadi jangan cepat puas ya atas pencapaian hari ini.
Tips Jadi Ibu 3 : Tidak Perlu menjadi Ibu “Sempurna”
Orangtua juga manusia, jadi tidak ada yang sempurna. Sungguh tidak mungkin ada ibu yang sempurna kan? Tapi kamu bisa banget jadi ibu terbaik untuk anak-anak. Berusahalah memberikan yang terbaik dan jangan berekspektasi berlebihan. Jadi penerimaan untuk diri sendiri dan juga anak akan lebih mudah. Kalau udah begitu pasti kita gak akan lupa bersyukur setiap hari.
Meski sudah memberi yang terbaik, tetap belajar juga dari pengalaman orang sekitar, tetapi jika tidak sesuai sebaiknya tak perlu dipaksa. Jadi seorang ibu udah pasti tanggung jawab sangat besar, bukan hanya pada pasangan tetapi anak yang harus didik hingga dewasa.
Oh iya, jangan jadikan alasan, jadi Ibu harus menunggu siap. Menurut aku, menjadi Ibu gak akan pernah siap, karena kita memang harus belajar lebih baik terus setiap hari, tanpa henti. Menurut teman-teman gimana?
24 Komentar
rivai hidayat
Setuju kalau seorang ibu mesti punya support system yang bagus. Bisa dimulai dari suami, orang tua, keluarga besar, dan lingkungan. kita tidak perlu memberikan stigma-stigma negatif ke ibu-ibu yang sedang mengasuh bayinya. Cukup berikan yang terbaik tanpa harus ikut campur dengan apa yang sedang dihadapi.
Ayu Fajri
Waaa… selamat jadi ibu hebat ya Ka Chaca… meski saya blm dapet jadi peran sebagai ibu, tp kok rasanya relate banget ya… ❤️❤️❤️
Elsa Martina Lova
Aaamiin semogaa yaa kak. Nanti makin relate pas kaka udah jadi Ibu.
RULY
Belajar, dan belajar terus adalah kata yang lebih tepat membaca tulisanmu ini Uni, termasuk menjadi seorang Ibu, rasanya tak habis kata kalau menuliskan hal-hal soal Ibu.
Elsa Martina Lova
Iyaa to. Gak habis habis pelajarannya. Baru sadar, kenapa dari kecil gak boleh ngelawan orangtua terutama ibu.
tia
Jadi ibu mungkin adalah pekerjaan terberat. Walau belum jadi ibu tapi aku ngeliat banyak banget yang berjuang sendiri karena kehilangan penopang hidup, suaminya. Beruntung banget bisa punya suami yang bisa membiarkan diri bernapas di tengah hiruk pikuk jadi ibu
Elsa Martina Lova
Iyaa, belajar dari sekitar juga bagus kak buat kita beradaptasi ketika sudah jadi ibu “yang waras” suatu hari nanti.
Tuty Prihartiny
Kalaupun ‘anonim’ saya bisa menebak tulisan keren ini karya Kak Chaca. Saya selalu salut dengan pilihan kata kakak saat menulis, tegas, jelas dan tidak ambigu. 3 Tips untuk seorang ibu baru, aplikatif banget, juga bisa di terapkan di kondisi lain : support sistem, kuasai diri dan terus belajar…lalu yang terpenting tidak perlu “sempurna”, dengan catatan ikhtiar dan doa kita sesempurna mungkin ya Kak. Selamat ya dengan kesibukan baru dengan tetap waras dan kak chaca juga baik2 saja ya.
Elsa Martina Lova
Kak tuty juga sehat-sehat yaaa disanaa
Nia devy
Relate sekalii sama aku yang masih newbie as a mom, support system terutama suami bener2 penting. Sesimpel suami saya thank you karena udah ngerawat anak aja udah jadi mood booster buat aku. Being a mom is not easy, but I’m sure you can do it kak chaca. Fightiiing bareng bareng ya and keep healthy 🤍
Elsa Martina Lova
Semangat jugaaa yaaa kamuuu. Ketika kita dikasih kesempatan, berarti kita sudah bisa diberi kepercayaan. Bukaan begituu.
Indri Isharyanti
Suka banget deh dapat tips begini karena aku yang dulunya orang kantoran tiba-tiba jadi IRT dengan tugas 24 jam awalnya kaget tapi karena ada support sistem semua terasa agak ringan karena gak mgkn juga jadi ibu yang sempurna banget
Retno
Perjalan dan perjuangan menjadi seorang ibu adalah cerita terpanjang seumur hidup. Semangat kak semoga selalu diberi kekuatan dan kesabaran menjadi seorang ibu yang terbaik untuk kedua putra kakak
Elsa Martina Lova
aamiin yaaa allah
Faradillah
Perjalanan seorang ibu itu panjang banget yah kak Dan kita harus waras dalam mendidik dan mengasuh anak. Semangat selalu yah mom
Leila
Setuju sama tulisannya, apalagi poin kedua. Belajar terus-menerus itu tetap penting bagi setiap orang, apalagi seorang ibu. Belakangan juga baca tulisan beberapa ahli (psikolog, dokter) yang mengingatkan soal ini, tepatnya jangan sampai “biar waras” itu menjadi tameng bagi kita untuk memilih tidak belajar sekalian demi kenyamanan atau menghindari tantangan yang seringkali justru muncul setelah belajar. Terima kasih sudah mengangkat hal ini, Mbak.
Dede Diaz
Kita sebagai pria juga harus mencermati dan mendampingi proses membesarkan anak-anak sehingga kita bisa menjadi support system bagi istri-istri kita
maya rumi
setuju mba tiga point tersebut, karena setelah menjadi ibu selama 3 dekade dengan 3 anak hampir tidak waras rasanya kalau tidak adanya support system yang baik, harus mau belajar terus untuk dapat menguasai diri dan yang paling penting tidak membuat framing menjadi seorang ibu itu harus sempurna
Dedew
Iya dukungan keluarga dan suami penting banget untuk ibu baru ya biar lancar proses menyusui dan merawat bayi
Ulfi
Sesama Ibu, tips-tips di atas memang relate banget untuk menjadi menjadi Ibu yang waras. Kewarasan Ibu juga menjadi kunci keberlangsungan keluarga..
Sebagai perantau yang jauh dari keluarga besar, support system ku hanya suami. Alhamdulillah kami bisa melewati dua kali tahap keluarga dengan toodler.. dan tetap semangat untuk tahapan selanjutnya..
Tika Samosir
Support sesama suami istri dalam rumah tangga itu sangatlah penting. Karena harus sama tujuan masa depan dan terlebih kepada anak harus sama-sama mendidik ya.
lendyagassi
Aku beneran setelah sekian lama jadi Ibu, baru sadar kalau “Anak gak sempurna, akupun gak sempurna”.
Jadi aku gak nuntut ke anakku apapun. Namun tetep kudu ada yang namanya komunikasi yaa.. Karena versi gak sempurna ini kan relatif. Kalau menurut anak-anak dan pasangan, semoga kita sempurna dengan saling melengkapi yang tiada.
Fajar Fathurrahman
Manusia memang ga ada yang sempurna mbak. Tapi justru disitulah, dengan bersama pasangan kita akan saling melengkapi kekurangan satu sama lain, bukannya malah saling menuntut satu sama lainnya.
Aku pun sampai sekarang ga pernah banyak nuntut istriku. Malah, beberapa kerjaan dapur dan rumah aku kerjain pula, macam nyuci baju hingga cuci piring. Ga usah ributin gender, justru harusnya saling ngertiin.
Karunia Sylviany Sambas
Saya pernah dengar nggak ada namanya sekolah ibu karena apa yang dijalani ibu setiap harinya sebenarnya adalah proses belajar itu sendiri, ya, Mba.