Berkunjung ke Museum Taman Prasasti

Hal teristimewa dari sebuah Museum sudah pasti sejarah yang selalu terjaga hingga waktu yang tak terbatas.

Tak terkecuali tempat yang kali ini aku kunjungi. Museum Taman Prasasti, berlokasi di Jalan Tanah Abang No 1, Jakarta Pusat merupakan sebuah museum cagar budaya peninggalan jamannya kolonial belanda ini menjadi salah satu museum yang menurut aku sih sangat menarik untuk kita kunjungi di Jakarta.

Bagaimana tidak?

Koleksi prasasti nisan kuno serta miniatur makam dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan koleksi kereta jenazah yang antik menggoda untuk kita simak sejarahnya.

Sepintas cerita yang aku tangkap adalah adanya kereta jenazah yang dahulu digunakan untuk mengantar jenazah si Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno ke peristirahatan terakhirnya. Sama hal nya dengan kereta jenazah yang di pinjamkan kepada Hatta untuk menuju ke Tanah Kusir, tempat pemakaman yang dipilihkan untuknya.

Kereta jenazah ini akan mudah sekali di temukan jika kamu berkunjung ke museum ini mengingat posisi nya yang berada di sisi kiri pintu setelah ruang pembelian tiket. Tentu saja, tumpuan mata yang kedua setelah lonceng bersejarah yang menjulang tepat di tengah-tengah pintu masuk pengunjung.

Lonceng ini merupakan sebuah penanda jika ada kematian jika dibunyikan satu kali. Kemudian menandakan kedatangan jenazah dengan bunyi yang bertalu-talu dan tidak akan berbunyi apa-apa ketika saya datang. Hmmmm ya karena sudah pasti saya bukanlah jenazah kala itu.

Ah ga lucu ya, Mari kita lanjut saja.

Perhatianku selanjutnya dicuri oleh patung ini.

Patung wanita menangis ini punya cerita tentang betapa sedihnya ia di tinggal mati oleh suami yang baru menikahinya selama beberapa bulan akibat malaria. Karena tidak kuat menanggung sedihnya maka ia gantung diri.

Masih banyak nisan para pejabat zaman kolonial disini, namun otak ku tak mampu menampung semua ceritanya. Dulunya anak IPS siih yaaa tapiii sejarah bukan yang paling disenangi.

Namun tetap menjelajahi museum satu persatu itu seakan keharusan bagiku. Setidaknya aku mengerti bahwa banyak perjuangan orang lain yang baik itu untuk dia ataupun kebersamaaan tapi masih harus selalu kita kenang sebagai salah satu cara menghargai atau berterimakasih atas keringat mereka.

Tiket masuk wisata yang murah juga selalu tak jadi masalah berarti setiap ku berkunjung ke museum. Seperti museum prasasti ini saja, cukup dengan 5000 rupiah saja kita bisa banyak tau cerita cerita hebat di zaman yang mungkin kita belum adaa.

Nah, terakhir sebelum pulang saya sempat melewati makam salah satu aktivis angkatan 66 yang terkenal itu, Soe Hok Gie. Nisan kotak kecil dengan patung malaikat diatasnya ini hanya tampak biasa diantara nisan megah lainnya. Namun tetap saja, ia orang yang pernah sangat penting dimasanya.
Cerita lebih lanjut bisa kamu dapatkan apabila berkunjung langsung ke lokasi nya yang mudah di akses. Banyak alternatif transportasi yang bisa digunakan tapi lagi-lagi saya yang tidak suka kehiruk pikuk nya jalanan memilih naik commuter line hingga stasiun djuanda dan melanjutkan perjalanan dengan ojek online.

Jadi, yuk kunjungi museum taman prasasti ini. Ingat, Jas Merah ! Jangan pernah melupakan sejarah. Yeaaay!!!

18 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!