Baca ini dulu sebelum ke Istana Taman Sari Yogyakarta

Kalau Taman Sari Yogyakarta ada dalam bucket list kamu untuk waktu dekat ini, segera baca ini dulu sebelum ke Istana Taman Sari Yogyakarta ya.

Ya, setelah perjalanan aku ke Keraton Ngayogyadiningrat, tak jauh dari tempat aku berada ada sebuah tempat bersejarah yang wajib di kunjungi juga jika berada di Yogyakarta. Sebut saja tempat ini adalah Istana Taman Sari Yogyakarta.

Meski tak sepenuhnya mencintai segala hal tentang sejarah, setidaknya aku adalah pribadi yang mencintai tempat-tempat yang selalu dianggap penting. Jika tidak punya ribuan cerita yang akan aku bagi nanti, aku ingin sekali bisa berbagi sebagian cerita yang berhasil aku tau tentang Istana Taman Sari Ini.

Sekilas tentang Taman Sari Yogyakarta…

Istana Taman Sari atau yang kamu kenal dengan Taman Sari itu tempatnya tetaplah sama ya, sebuah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berada di Jalan Taman, Patehan Yogyakarta yang dibangun pada zaman Sultan Hamengkubuwono I. Makanya, untuk menuju ke lokasi ini bisa aku tempuh dengan berjalan kaki saja dari Keraton. Tak cukup menghabiskan waktu 10 Menit aku sampai.

Capek? Iya, meski udah jalannya sama dia sekalipun. Ya iya sih ya, aku jalan siang bolong bermodalkan maps. Jadi ceritanya, doi juga ga terlalu ngerti jarak antar lokasi, tapi masih kekeuh aja untuk nemenin aku menyelesaikan beberapa wisata pusat kota yang jadi bucket list saat aku menuju yogyakarta.

Jelas saja aku bahagia ya, ada yang nemenin dan akan ada yang berbagi cerita tentang wisata setempat. Setidaknya bisa memudahkan aku mengetahui mana lokasi-lokasi yang sudah berhasil aku temui di kenyataannya, tak jadi bahan riset semata.

Jika aku baca di wikipedia, taman ini dulunya disebut dengan The Fragrant Garden dengan luas 10 hektare dan memiliki sekitar 57 bangunan yang terdiri dari gedung, kolam pemandian, kanal air, danau buatan, jembatan gantung dan pulau buatan serta lorong bawah air. Namun saat ini hanya beberapa gedung yang tersisa. Aku juga baca sedikit sejarahnya, namun berhubung otak nya ga nyimpen nama-nama penting dalam sejarah aku ga bisa jelasin secara gamblang.

Namun pada dasarnya, ada empat bagian kompleks taman sari yang harus kamu petakan sebelum mengelilingi tempat ini. Sebelum kamu nyasar-nyasar bahagia kamu simak baik-baik ceritaku ya.

Peta Lokasi Taman Sari Yogyakarta…

Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian.

 

Bagian Pertama adalah bagian paling eksotis pada masanya. Terdiri dari danau buatan yang disebut Segaran atau secara harfiah adalah Laut Buatan. Gaya banget aku yaaa. LOL. Tapi, ya beneran layaknya sebuah laut tempat ini difungsikan sebagai tempat memelihara ikan dan tempat bersampan keluarga kerajaan. Ditengahnya terdapat sebuah bangunan dan sebuah kebun di sekitar danau. Namun saat ini, danau buatan segaran sudah tak berfungsi, bahkan aku tak bisa menemukan jejaknya karena sudah berganti dengan pemukiman padat penduduk yang dikena dengan kampung taman.

Kemudian di tengah segaran terdapat Pulo Kenongo. Khas dari tempat ini jaman dahulu adalah adanya pohon kenanga. Di atas pulau tersebut didirikanlah sebuah gedung dua lantai yang dikena dengan Gedhong Kenongo. Gedung ini cukup tinggi dan dianjungan tertinggi kamu bisa mengamati kawasan aakeraton. Konon, gedung ini dari jauh akan terlihat seperti mengambang di atas air, makanya ada julukan Istana Air untuk lokasi ini. Selanjutnya ada Tajug, menara ventilasi udara bagi terowongan air. Saat ini masih ada namun tak terawat. Aku tak sempat mengabadikan tempat ini.

Sedangkan sebelah selatan ada Pulo Cemethi dan Sumur Gumantung. Tempat ini sama, hanya saja di satu tempat ada sebuah bangunan yang dahulunya digunakan sang sultan untuk bermeditasi, dalam lokasi yang sama terdapat sebuah sumur yang menggantung di atas permukaan tanah. Berbeda lagi dengan Sumur Gumuling, adalah sebuah bangunan berbentuk lingkaran, sama bentuknya dengan cincin. Dahulu digunakan sebagai Masjid. Aku juga tak sempat berfoto di lokasi ini, karena saat berkunjung pintu masuk terowongan sedang ditutup. Malah aku tak menemukan petugas untuk minta akses kunjungan pun. Sementara, lokasi ini termasuk salah satu spot foto yang di incar jika kamu berkunjung ke Taman Sari Jogja.

 

Bagian Kedua, adalah lokasi yang paling utuh dibanding yang lain hingga saat ini. Ada Gedhong Gapura Hageng yang merupakan pintu utama taman raja pada zamannya. Konon katanya, saaat itu Taman Sari enghadap ke arah barat dan memanjang ke arah timur. Gerbang yang mempunyai beberapa ruang dan dua jenjang ini berhiaskan relief burung dan bunga-bungaan yang sudah ada sejak tahun 1691 Jawa.

Ada juga Gedhong Lopak-lopak, yang sudah lenyap dan hanya menyisakan satu pintu yang menghubungkan ke Umbul Pasiraman. Kolam pemandian para sultan, permaisuri, para istri serta para putri-putri raja. Baru tau ga sih kalo ternyata pemandiannya berbentuk kolam renang, aku pikir beneran bagaikan bidadari, untuk mandi ada kalinya khusus orang keraton gitu. Atau jangan cuma aku doang yang baru tau? hehe Tapi, di lokasi ini au berhasil untuk mengabadikan beberapa foto dari segi sisi. Nanti boleh liat ya dan maafkan kalo fotonya gak WOW gitu, soalnya emang susah banget ambil fotonya bagus banget saat itu.

Ada juga Umbul Muncar, Gedhong sekawan, yang merupakan beberapa lokasi private untuk perempuan pada masa itu dan saat ini hanyala sebuah bangunan tak terurus. Deretan pot bunga raksasa di lokasi ini juga tak lagi di isi dan di rawat. Namun, saat ini masih menjadi tujuan foto bagi para pengunjung.

 

Bagian Ketiga adalah Kompleks “Pasarean Dalem Ledok Sari” dan Kompleks kolam “Garjitawati” yang merupakan sisa dari bagian ini yang tetap terjaga. Pasarean Dalem Ledok Sari konon merupakan tempat peraduan dan meditasi bagi Sultan bersama Pemaisurinya. Bangunannya berbentuk seperti U dengan tempat tidur Sultan yang di bawahnya mengalir aliran air. Sebuah dapur, ruang penjahit, ruang penyimpanan barang, dan dua kolam untuk pelayan begitu pula kebun rempah-rempah, buah-buahan, dan sayur-sayuran diperkirakan berada bagian ini. Di sebelah baratnya dulu terdapat kompleks kolam Garjitawati.

 

Bagian Keempat merupakan bagian Taman Sari yang praktis tidak tersisa lagi kecuali bekas jembatan gantung dan sisa dermaga.

Pada dasarnya aku cukup bingung untuk menjelaskan satu persatu lokas ini. Karena dari awa perjalanan aku tidak memiliki teman jalan yang sangat paham dengan lokasi ini. Jadi sekalipun secara keseluruhan lokasi ini sudah aku datangi, aku masih bingung dengan urutannya jika kamu minta aku yang antar kesana sininya. Saran au sih, jika ingin eksplore taman sari yogyakarta secara detail dengan versi lengkap ajak teman yang sudah hafal lokasi ini ya.

Lorong menuju Umbul Pasiriman
Salah satu kolam di Umbul Pasiraman

Selamat berkunjung ke Taman Sari Yogyakarta

30 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!