Kamu Introvert? Simak Cerita Ini Yuk!
Kamu pernah merasa tidak akan diterima oleh teman-teman dekat? Susah mengenali diri sendiri? Atau apa yang aku suka? Apa yang temanku suka? Apa yang teman-temanku punya? Apa yang aku rasa? Atau apa ya yang teman-temanku rasa?
Aku ingin bilang, dulu aku bagaikan seorang anak introvert. Bagai? Oh aku yakinkan, ya aku anak introvert. Tidak peduli sekitar, tidak tahu menahu dengan apapun. Punya teman? Punya. Main dengan teman-teman layaknya anak-anak yang tumbuh besar yang lucu menggemaskan, aku pun begitu.
Kamu pernah sepi? Tidak. Tapi aku sadar bahwa saat bercerita banyak tentang diriku aku mampu meski tak banyak, tapi kalau bercerita tentang teman-teman, aku bahkan tidak tahu boneka apa yang menurut mereka lucu, kenapa mereka suka bermain atau kenapa mereka suka liburan? Aku justru tidak tahu sama sekali jawabannya.
Hingga menginjakkan kaki di SMA aku tetap baik-baik saja. Punya teman dan tidak pernah sendiri. Kamu nge-gank? Ya iya, inilah saatnya. Saat di sekolah, SMP aku punya 7 orang teman dan di SMA aku pun punya teman 4 orang teman yang kemana-mana kita akan selalu sama-sama. Tetap saja, aku hanya punya satu yang terdekat. Selalu mengerti saat-saat dimana aku hanya tahu tentang diri sendiri.
Aku menikmati, hanyut dengan dunia sendiri. Aku suka baca dan mereka akan menemani ku sejenak ke perpustakaan untuk memilih buku-buku yang akan aku baca. Mereka akan menemani dengan sabar meski mereka bahkan tak menyukain banyak membaca. Mereka senang bercerita, aku ikut. Tapi benar-benar hanya menjadi pendengar yang baik.
Aku mulai canggung disaat duduk di bangku universitas.
Saat dihadapkan dengan mata kuliah berbeda, aku akan bertemu orang-orang baru. Aku akan belajar dengan orang yang mungkin hanya aku kenal muka saja. Aku takut ingin tersenyum, aku takut dia bukanlah anak yang mudah menerima senyuman. Dan ayo ketemu aku, kamu akan setuju bahkan aku adalah anak yang akan ditakuti oleh orang yang pertama kali kenal aku. Katanya, muka nya jutek. Oh No!! aku anak ramah, lho. Nyatanya tidak ada yang akan percaya.
Disinilah semua cerita dimulai, aku menelusuri semua informasi yang lewat internet. Akupun senang membaca artikerl-artikel tentang psikologi. Benar atau tidak, aku merasa aku memiliki sifat introvert. Introvert adalah sebuah sifat atau kepribadian dimana seseorang selalu berada dalam dunia pikirannya sendiri. Anak introvert akan lebih senang menyendiri dan menarik dirinya dari dunia luar. Istilahnya antisosial, susah bergaul dengan orang ramai.
Percayalah, aku sangat terganggu dengan perasaan seperti ini. Aku ingin bisa bergaul dengan mudah, aku ingin punya banyak teman. Dimanapun aku berada, aku ingin punya teman bercerita. Aku pun melakukan beberapa tips berikut:
Introvert, Cobalah lebih peduli dengan orang sekitar
Bukan ingin ingin tahu apapun tentang orang-orang sekitar. Tapi aku mencoba tau apapun tentang orang-orang terdekatku. Aku ingin tau ia tinggal dimana? Untuk menuju lokasi kampus ia harus jalan kaki kah? Atau harus naik angkutan kota? Atau ia mengemudi sendiri terus dia parker kendaraan dimana? Atau tiba-tiba aku menemukan temanku berada di pojokan dan mengusap air matanya perlahan. Dia kenapa? Aku ingin dan ingin bisa membantu dia semampuku. Aku tak suka berada dalam duka berlebihan tapi aku harus coba kan?
Introvert, Coba keluar dari zona nyaman
Kesempatan lain, akupun berusaha seperti aktif di kegiatan masjid saat ramadhan tiba, aku mulai bantu-bantu acara anak anak remaja di kelurahan. Aku belajar perlahan hidup dengan orang-orang baru selain diri sendiri. Keluar dari zona nyaman dan belajar berkumpul dengan teman-teman yang ramai. Bahkan dalam hal pekerjaan aku adalah orang yang hanya percaya pekerjaan yang aku kerjakan sendiri dan saat itu juga, aku pun harus mencoba untuk melakukan suatu pekerjaan bersama-sama baik di rumah ataupun di kampus. Terbukti aku bisa.
Belajarlah dari orang Extrovert
Extrovert kebalikan dari sifat introvert. Extrovert adalah orang yang lebih suka membuka diri dengan siapapun, suka bergaul dengan orang banyak, senang berbau dengan orang-orang baru. Nah jika kamu punya orang terdekat yang extrovert, belajarlah dari mereka. Belajar berinteraksi, belajar bersikap seperti teman yang extrovert. Lihatlah bagaimana mereka mengekspresikan sesuatu, lihatlah bagaiman mereka berbicara dengan orang-orang baru. Tirulah, sampai kamu lupa kamu sedang meniru sesuatu yang baru. Hehe
Introvert, Jadilah bagian dari orang Lain
Anak introvert tak suka menjadi perhatian orang banyak, tapi coba untuk tidak mengklaim kamu tidak bisa menjadi perhatian orang banyak. Jadilah bagian dari suatu kelompok, hingga disuatu waktu kamu harus menjadi memunculkan diri dan berinteraksi sendiri. Kalau sekarang aku sadar sekali akan manfaat dari tips ini.
Aku selalu bingung akan menjawab jika ada yang bertanya, saat dewasa nanti kamu ingin menjadi apa? Aku selalu jawab, aku ingin jadi Dokter. Saat itu aku berfikir, aku cukup hanya pintar dan semua orang butuh aku saat sakit dan aku tak perlu mencari orang kemana-mana. Saat dewasa, aku sadar bahwa justru dokter harus punya banyak muka untuk menghadapi para pasiennya.
Eh tapi aku bahagia, penulis ternyata adalah salah satu pekerjaan yang cocok untuk anak introvert bahkan dengan pendapatan yang tinggi. Iseng-iseng baca artikel kemarin aku baca salah satu artikel di Moneysmart.id. Coba deh baca artikel pekerjaan dengan gaji tinggi yang cocok untuk orang introvert. Pasti kamu akan percaya. Aku ga suka bohong kok anaknya. Haha
Sebenarnya Moneysmart.id ini adalah portal finansial terbesar dan terpercaya di Indonesia. Bisa memandu kamu dalam pengelolaan keuangan yang lebih baik lewat tips dan info-info yang mereka kasih Cuma-Cuma pada website mereka. Kontennya kreatif bermanfaat banget buat kita yang masih belajar mengelola keuangan yang baik. Baca deh!!
Introvert, Ayolah, Jangan malu-malu !
Cara terakhir, jangan malu-malu untuk memunculkan diri. Berinteraksi duluan, membuka pembicaraan, menyapa duluan. Kurangi terbiasa menunggu. Aku lelah berlindung dibalik tembok malu. Hingga saat ini, aku harus mengenal banyak orang untuk tetap bisa nyaman dimanapun berada.
Semoga cerita ini membantu untuk teman-teman introvertku. Kita tentu tidak bisa memilih kita akan menjadi anak yang seperti apa kan? Tapi kita bisa mengarahkan diri menuju hari-hari yang lebih baik. Aku tidak bilang, jika kita menjadi anak introvert itu buruk, tapi jika kita bisa mengurangi beberapa poin yang bisa menjadikan kita lebih baik, ya kenapa tidak. Kita makhluk sosial kan? Bagaimanapun, tidak akan bisa hidup sendiri.
Tulisan ini diikut sertakan dalam Kompetisi Blog MoneySmart 2019 dengan tema #MoneySmartMenginspirasi
4 Komentar
zen
Ca.. aku introvert dan skeptis dengan lingkungan sekitar, termasuk dengan pasanganku yang suka perhatian tapi akunya malah biasa aja…. apakah orang akan bisa bertahan dengana kepribadianku yang seperti ini.
Elsa Martina Lova
Yuk berubah lebih baik. Bisa kok diubah. Manusia itu hakikatnya suka diperhatikan lho,
Lim Suandi
Aku juga introvert, tapi setiap kali tes kepribadian kok bisa posisinya ekstrovert. Bagaimana ya?
Elsa Martina Lova
Wah benarkah? Selain Introvert dan ekstrovert sebenarnya ada satu lagi kak. Ambivert. Ini adalah orang introvert yang sekali kali bisa menjadi org yang senang bersosialisasi layaknya seorang ekstrovert kak. Biasanya ini bukan sifat dari lahir, tapi terproses kak.